Kuliah dengan tuntutan berprestasi yang datang dari lingkungan sekitar kadang membuat kita bingung harus berbuat apa. Prestasi akademik dinilai lebih tinggi derajatnya ketimbang prestasi dibidang lainnya. Banyak praktisi pendidikan yang sangat menyayangkan hal tersebut, tetapi apa mau dikata kenyataan di masyarakat sudah seperti itu dan terpupuk lama sekali. Lalu mencontek adalah jawabannya.
Terlebih jika kita adalah tipe mahasiswa yang sulit untuk mencerna buku-buku tebal. Bukan berarti kita adalah mahasiswa yang malas atau bodoh, tetapi inilah perbedaan gaya belajar. Seperti lebih senang berdiskusi, memperhatikan presentasi pada perkuliahan atau seminar dan lain-lain cara. Menjelang UTS atau UAS akan menjadi waktu yang sangat menyiksa. Cara lama dengan gaya lebih modern adalah mencontek. Jika dulu mahasiswa mencontek dengan catatan di kertas sekarang mahasiswa sudah lebih canggih dengan memberikan jawaban menggunakan group di Blackberry Messenger. Hanya cara lama yang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga tingkat keamanan dari gangguan pengawas ujian semakin berkurang.
Tapi di mana moral mahasiswa saat ini? Apakah mahasiswa saat ini rela menerapkan mencontek sebagai salah satu budaya di masyarakat Indonesia? Banyak yang merasa ikut mendukung KPK dengan menolak setiap tindak korupsi. Padahal, mencontek adalah tindak korupsi kecil-kecilan walaupun tidak merugikan orang lain. Ada sebagian mahasiswa yang berpendapat bahwa mencontek itu boleh saja bahkan butuh. Ditengah kesibukan dalam kegiatan ekstrakulikuler, mahasiswa tidak bisa sepenuhnya fokus dengan kegiatan perkuliahan. Ada juga yang berpendapat kalau mencontek itu dosa besar yang tidak bisa dilakukan oleh mahasiswa.
Ada sisi positif dari mencontek tetapi jangan lupa sisi negatif dari mencontek lebih banyak dan sangat menyesatkan. Kamu jadi tidak merasa percaya diri saat ujian sebelum adanya contekan. Kamu hanya akan terpaku pada apa yang ada di contekan, kreatifitas dan nalar kamu tidak akan terasah dengan baik. Kalau mencontek disebut sebagai “aksi solidaritas antar teman”, berarti kamu enggak solider sama temen karena membuat dia jadi bodoh.
Masih banyak lagi tentang pro-kontra mencontek demi nilai akademis yang tinggi. Kenapa harus dan kenapa dilarang mejadi sangat penting untuk dibahas sehingga ada jalan tengah universal yang mampu diterapkan oleh semua mahasiswa di Indonesia bahkan di dunia. Sebagai mahasiswa yang peduli dengan masa depan pendidikan di Indonesia, yuk share pendapat. Kamu bisa tulis di kolum comment di bawah.
0 komentar:
Post a Comment